Rabu, 31 Oktober 2018

Penilaian Prestasi


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Penilaian Prestasi
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1.Dhea Oktavianda (21215807)
2. Jefry Elisa ()
3. Yesika Yosefia (27215236)

Kelas 4EB19 

UNIVERSITAS GUNADARMA 
FAKULTAS EKONOMI 
2018


A.        PENGERTIAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 
Penilaian Prestasi Kerja (PPK) adalah “suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala”.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh French (1986), PPK pada dasarnya merupakan kajian sistematik tentang kondisi kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut French, kajian kondisi kerja ini haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya, organisasi harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada pegawai yang bersangkutan.
Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek penilaian adalah kecapakan/kemampuan pegawai melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang diberikan, penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas, sikap dalam menjalankan tugas, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas, ketegaran jasmani dan rohani di dalam menjalankan tugas, dan sebagainya.
Penilaian atau investasi kerja juga sering dilakukan secara informal oleh supervisor atau atasan terhadap bawahannya. Bedanya, penilaian yang informal tersebut adalah spontanitas dari supervisor atau atasan dan tidak dirancang secara khusus sebagimana halnya PPK. Selain itu penilaian atau evaluasi kerja secara informal cenderung lebih ke arah memperbaiki pekerjaan keseharian dari pada penilaian terhadap kemampuan atau perilaku kerja pegawai. Sedangkan PPK adalah kajian kondisi pegawai dengan rancangan dan metode khusus. 
B.        BEBERAPA TUJUAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 
PPK dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Beberapa Tujuan Umum penggunaan PPK dalan organisasi industri maupun non indutri adalah :
1.     Peningkatan imbalan (dengan system merit),
2.     Feed back/umpan balik bagi pegawai yang bersangkutan,
3.     Promosi,
4.     PHK atau pemberhentian sementara,
5.     Melihat potensi kinerja pegawai,
6.     Rencana suksesi,
7.     Transfer/pemindahan pegawai
8.     Perencanaan pengadaan tenaga kerja
9.     Pemberian bonus
10.  Perencanaan karier
11.  Evaluasi dan pengembangan Diklat
12.  Komunikasi intenal
13.  Kriteria untuk validasi prosedur suksesi
14.  Kontrol pengeluaran.
Secara garis besar terdapat dua Tujuan Utama PPK, yaitu :
a.     Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup :
1)     Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka.
2)     Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut.
3)     Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986)
b.     Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup :
1)     Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan pengembangan potensi di masa yang akan datang.
2)     Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan karier dan perencanaan karier.
3)     Memotivasi pekerja
4)     Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan.
5)     Mendiagnosis problem individu dan organisasi.
C.        OBYEK PENILAIAN PRESTASI KERJA
1.     Hasil kerja individu
Jika mengutamakan hasil akhir, maka pihak manajemen melakukan penilaian prestasi kerja dengan obyek hasil kerja individu. Biasanya berlaku pada bagian produksi dengan indikator penilaian output yang dihasilkan, sisa dan biaya per-unit yang dikeluarkan.
2.     Perilaku
Untuk tugas yang bersifat instrinsik, misalnya sekretaris atau manajer, maka penilaian prestasi kerja ditekankan pada penilaian terhadap perilaku, seperti ketepatan waktu memberikan laporan, kesesuaian gaya kepemimpinan, efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan, tingkat absensi.
3.     Sifat
Merupakan obyek penilaian paling lemah dari kriteria penilaian prestasi kerja karna tidak dapat dihubungkan dengan hasil tegas yang positif .
  
D.        PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA
1.     Terhadap Individu
Hasil PPK dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap moral kerja pekerja. Hal ini dimungkinkan mengingat peranan hasil PPK yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan manajemen SDM.
Cara pandang pegawai terhadap PPK dan penggunaan hasil PPK menentukan positif atau negatif pengaruh PPK pada pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, jika PPK lebih dipandang sebagai kritik dari pada pertolongan perusahaan terhadap pegawai. Maka PPK akan menumbuhkan rasa “was-was” pada diri pegawai yang bersangkutan saat dilakukan PPK atau penerapan hasil PPK. Perasaan was-was ini pada gilirannya akan menurunkan semangat kerja. Sebaliknya jika PPk lebih dipandang sebagai pertolongan atau pemberian kesempatan pengembangan diri dari pada kritik, maka PPK akan membuat pegawai yang bersangkutan bertambah giat dan selalu berupaya mengembangkan kreativitasnya di dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dengan demikian sisi pandang atau interprestasi pegawai terhadap PPK merupakan hal yang mendasari baik buruknya akibat perubahan sikap/moral pekerja setelah menerima hasil PPK. Karenanya pemilihan metode yang tepat dengan tolok ukur yang tepat serta waktu yang tepat merupakan kunci yang dapat mengeliminir kecurigaan pegawai terhadap subyektivitas penilai saat melakukan PPK.

2.     Terhadap Organisasi
PPK mempengaruhi orgnisasi, khususnya pada proses kegiatan SDM. Sebagaimana halnya dengan pengaruh PPK terhadap individu, informasi hasil penilaian merupakan umpan balik sukses tidanya fungsi personalia. Besar kecilnya pengaruh PPK pada organisasi tergantung sedikit banyaknya pada informasi yang didapat dari hasil PPK tersebut. PPK yang komprehensif dapat menghasilkan informasi yang cukup. Informasi yang bisa didapat antara lain rekrutmen, seleksi, orientasi, kebutuhan diklat dan sebagainya.
Jika sejumlah besar pegawai menerima hasil PPK dengan nilai buruk, maka dapat diduga kemungkinan adanya kelalaian atau kesalahan program perencanaan SDM pada organisasi yang bersangkutan. Atau kungkin hal tersebut terjadi akibat target goal yang ditetapkan terlalu tinggi, sementara kemampuan pegawai dan/atau fasilitas yang ada pada organisasi tersebut belum memungkinkan untuk mencapai target goal terebut.
Selain untuk mengevaluasi program manajemen SDM. PPK juga dapat digunakan untuk mengembangkan SDM organisai seperti promosi, kenaikan upah, bonus, pelatihan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, hasil Penilaian Prestasi Kerja dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengembangkan SDM saat ini serta mengkaji kemampuan organisasi untuk menentukan kebutuhan SDM di masa yang akan datang.
E.        METODE PENILAIAN PRESTASI KERJA
Pendekatan yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja pegawai sangat banyak. Dari sekian banyak metode yang digunakan dapat dikelonpokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) metode yang berorientasi masa lalu, seperti  : Skala Grafik dengan Rating, Metode Ceklis (Checklist), Metode Essai, Metode Pencatatan Kejadian Kritis, dan Metode Wawancara; dan 2) metode yang berorientasi masa depan, yakni penilaian diri, tes psikologi, MBO, dan pusat penilaian.
a.     Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Lalu
1)     Skala Grafik Dengan Rating
Skala grafik dengan rating atau juga dikenal dengan metode rating konvensional, adalah metode yang banyak digunakan. Terdapat banyak versi tentang metode ini namun semuanya berfokus pada perilaku spesifik atau karakteristik pegawai yang berkaiatan dengan kinerja kerja. Contoh skala Rating dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam versi terbaru skala grafik dengan rating perilaku spesifik pegawai diuraikan kembali berdasarkan perbedaan tingkatan dan perbedaan departemen/bagian pekerjaan untuk masing-masing karakteristik. Kelemahan metode ini adalah perilaku yang dinilai tidak spesifik dan penilai cenderung memberikan nilai rata-rata.
2)     Metode Checklist
Metode checklist adalah metode PPK dengan cara memberi tanda (V) pada uraian perilaku negatif atau positif pegawai/karyawan yang namanya tertera dalam daftar. Masing-msing perilaku tersebut diberi bobot nilai. Besarnya bobot nilai tergantung dari tingkat kepentingan perilaku tersebut terhadap suksesnya suatu pekerjaan. Perhatikan contoh berikut :
Keuntungan dari metode ini mudah untuk digunakan dan dapat menghindari kecenderungan pemberian nilai rata-rata atau pemberian nilai karena kemurahan hati. Namun karena keharusan adanya relevansi antara item perilaku yang terdaftar dalam penilaian prestasi dengan pekerjaan yang dilaksanakan, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk membangun sejumlah item perilaku yang berbeda untuk jenis pekerjaan dan tingkatan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan tenaga profesional yang andal di bidang ini. Ketidakandalan dalam membuat item perilaku dan kesesuaian bobot nilai masing-masing item dapat mengakibatkan ketidaksesuaian di dalam pemberian ukuran-ukuran item. Akibatnya para supervisor kesulitan di dalam mengiterprestasikan hasilnya.
3)     Metode Esai
Pada metode ini, penilai menuliskan sejumlah pertanyaan terbuka yang terbagi dalam beberapa kategori. Beberapa kategori pertanyaan terbuka yang biasa digunakan :
Ø  Penilaian kinerja seluruh pekerjaan.
Ø  Kemungkinan pekerja dipromosikan
Ø  Kinerja kerja pegawai saat ini
Ø  Kekuatan dan kelemahan pegawai
Ø  Kebutuhan tambahan training
Pendekatan ini memberikan fleksibilitas pada penilaian dengan tidak memasyarakatkan perhatian khusus pada sejumlah faktor. Di sisi lain karena metode ini menggunakan pertanyaan yang sangat terbuka, maka penilai akan kesulitan untuk membandingkan dan menilai jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut. keberhasilan metode ini juga sangat tergantung pada kemampuan dan kriativitas supervisor dalam mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang benar-benar dapat mewakili kondisi pegawai yang dinilai.
4)      Metode Pencatatan Kejadian Kritis
Metode pencatatan kejadian yang kritis adalah Penilaian Prestasi Kerja yang menggunakan pendekatan dengan menggunakan catatan-catatan yang menggambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau yang sangat buruk. Perhatikan contoh berikut :
5)      Metode Wawancara
Selain kelima metode di atas, PPK pegawai juga dapat dilakukan dengan cara Wawancara. Maksud dari penggunaan cara wawancara ini adalah agar pegawai mengetahui posisi dan bagaimana cara kerja mereka.
Selain itu wawancara juga dimaksudkan untuk :
Ø  Mendorong perilaku positif.
Ø  Menerangkan apa target/sasaran yang diharapkan dari pegawai.
Ø  Mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan upah dan promosi.
Ø  Rencana memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
Ø  Memperbaiki hubungan antara atasan dengan bawahan.

b.     Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Depan
1)   Penilaian Diri (self appraisal)
       Metode ini menekankan adanya penilaian yang dilakukan karyawan terhadap diri sendiri dengan tujuan melihat potensi yang dapat dikembangkan dari diri mereka.
2)   Tes Psikologi
       Biasanya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam, tes psikologi, diskusi, review terhadap hasil evaluasi pekerjaan karyawan. Tes ini dilakukan oleh psikolog untuk mengetahui potensi karyawan yang dapat dikembangkan dimasa datang. Beberapa tes psikologi yang dapat dilakukan, seperti tes intelektual, emosi, motivasi.
3)   Management By Objectives (MBO)
Management By Objectives (MBO) yang diperkenalkan oleh Peter Drucker adalah sistem yang menggambarkan kajian tentang target/sasaran yang hendak dicapai berdasarkan kesepakatan antara supervisor dan bawahannya. Kajian tentang bagaimana baiknya bawahan berprestasi selalu ditinjau ulang dan dilakukan secara periodik. Uji coba selalu dibuat untuk menuliskan target/sasaran dari segi kuantitas. Para ahli percaya bahwa target/sasaran dapat dan selayaknya ditetapkan secara kuantitatif.
 4)   Pusat Penilaian (Assesment Centre)
Merupakan lembaga pusat penilaian prestasi kerja, dimana lembaga tersebut berfungsi melakukan penilaian prestasi kerja terhadap karyawan suatu perusahaan.
   
F.        PENILAI , VALIDITAS &  RELIABILITAS   DALAM   PPK
Sebagimana diungkapkan di atas, departemen SDM atau personalia berperan di dalam membuat rencana rancangan, memilih metode yang akan digunakan, serta memilih siapa yang akan menilai karyawan. Keputusan yang diambil oleh Departemen SDM atau personalia sangat berpengaruh pada hasil PPK. Rancangan yang salah dan/atau pemilihan metode serta penilai yang salah akan mengakibatkan kesalahan informasi yang didapat dari hasil PPK. Dengan perkataan lain, informasi hasil prestasi kerja dapat menjadi tidak absah (invalid) dan tidak dipercaya (unreliable).Dengan demikian selain metode Penilaian Prestasi Kerja yang digunakan, maka untuk mengembangkan atau merancang PPK perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Pemilihan Penilai, 2) Validitas (benar) dan 3) Reliabilitas (dapat dipercaya).

a. Pemilihan Penilai
Memutuskan siapa yang akan mengevaluasi pegawai adalah sesuatu yang sangat penting dalam merancang program penilaian prestasi. Secara umum diakui bahwa penilaian oleh penyelia (supervisor) sangat dilakukan dengan mengkombinasikan penilaian supervisor dan nonsupervisor. Langkah tersebut diambil untuk menghindari subyektivitas dan/atau kesalahan yang mungkin terjadi bila penilai hanya supervisor atau atasan pegawai yang bersangkutan saja. Untuk DP3 pegawai negeri, penilai selain atasan langsung juga atasan dari atasan pegawai yang bersangkutan.
Menurut French (1986) penilai dapat terdiri dari :
Ø  Supervisor/atasan pegawai yang bersangkutan.
Ø  Diri pegawai yang bersangkutan.
Ø  Teman sekerja.
Ø  Bawahan, dan
Ø  Grup/kelompok, atau
Ø  Kombinasi dari penilai-penilai di atas.
PPK pegawai yang dilakukan oleh atasan langsung paling banyak dijumpai. Atasan merupakan orang yang diberikan otoritas formal untuk melakukan penilaian. Atasan selalu memonitor kerja bawahannya serta mengawasi pemberian imbalan yang diakibatkan oleh kinerja pegawai yang bersangkutan. Secara khusus, atasan adalah orang dengan posisi terbaik yang mengawasi kinerja bawahan serta menilai sejauh mana kinerja yang disajikan sesuai dengan target/sasaran yang ditetapkan oleh unit kerjanya maupun organisasi secara keseluruhan.
Pada beberapa organisasi, pegawai yang bersangkutan menilai kinerja kerja dirinya sendiri (self evaluation). Pendekatan ini dilakukan dalam kaitannya dengan upaya membangun moral karyawan. PPK oleh diri sendiri dapat dikombinasikan dengan penilaian yang dilakukan oleh atasan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pendekatan ini lebih menjurus pada penggunaan metode MBO. Atasan dan pegawai yang bersangkutan secara independen melakukan persiapan evaluasi kerja. Kemudian keduanya bertemu untuk mendiskusikan kajian mereka. Setelah itu mereka melengkapi kajian tentang tanggung jawab mendatang, perbaikan rencana, membangun aktivitas, tujuan karier dan ringkasan kinerja. Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah tersedianya basis untuk mengklarifikasikan harapan dan persepsi pegawai yang bersangkutan dan atasan.
Penilaian oleh teman sekerja, meskipun tidak biasa digunakan namun mempunyai kelebihan yaitu relatif lebih dipercaya (reliable). Realibilitas ini didapat dari fakta di mana teman sekerja selalu berinteraksi satu sama lain dalam kerja keseharian dan karena teman sekerja dianggap sebagai penilai yang independen. Panilai oleh bawahan penting terutama yang berkaitan dengan aspek kepemimpinan, karena bawahan adalah orang yang paling merasakan dampak dari kepemimpinan atasannya. Sama halnya dengan penilaian yang dilakukan oleh teman sekerja, panilaian oleh bawahan termasuk yang jarang digunakan.
Selain penilaian oleh atasan langsung, penilaian yang dilakukan oleh grup merupakan pendekatan panilaian yang banyak digunakan. Orang-orang yang terkumpul dalam grup penilaian ini adalah mereka yang mengetahui materi serta metode penilaian yang digunakan yang dapat menyediakan data yang lebih dari penilaian oleh atasan.
b. Validitas (absah)
Berkaitan dengan perancangan dan penggunaan metode, maka absahan (validitas) merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan. Yang dimaksud dengan keabsahan adalah bahwa nilai yang didapat oleh seseorag, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau dengan berbagai kriteria obyektif lain yang telah ditentukan sebelumnya. Maksudnya data atau informasi yang didapat harus aktual saat diperoleh. Sebagai contoh, prestasi kerja yang hanya dinilai satu tahun sekali dan dilakukan pada akhir tahun, sedikit banyaknya akan mengurangi keabsahan (validitas) panilaian karena kemungkinan besar, data atau informasi perilaku dan ketrampilan yang didapat hanyalah terakhir.
c. Reliabilitas (dapat dipercaya)
Yang dimaksud dengan dipercaya (reliable) ialah bahwa hasil yang diperoleh konsisten setiap kali diambil dari dan oleh orang yang sama. Skor atau hasil penilaian tetap sama walaupun menggunakan metode yang berbeda. Reliabilitas metode penilaian dapat ditingkatkan dengan melatih penilai untuk dapat menilai secara lebih baik.
d. Peranan Departemen SDM
Departemen SDM dalam kaitannya dengan PPK berperan sbb :
Merancang dan mengimplementasikan program Penilaian Prestasi Pegawai.
Menentukan siapa yang akan menilai, dan metode apa yang akan digunakan.
Memimpin sejumlah penelitian tentang cara atau metode penilaian yang lebih bersifat adil (dapat dipercaya dan benar).
 G. BERBAGAI KENDALA DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA
1. Pemilihan Metode Terbaik
Hingga saat ini tidak satupun dari metode panilaian prestasi di atas dikatakan sebagai yang terbaik untuk semua kondisi dan sitasi organisasi. Kondisi dan situasi yang berbeda menghendaki metode dan sistem yang berbeda. Menurut French (1986), metode PPK yang terbaik tergantung pada :
a.   Pendekatan pada metode penilaian pada pekerjaan yang akan dinilai.
b.  Variasi faktor organisasi yang dapat menolong mengimplementasikan program penilaian (Iklim organisasi, training prosedur penilaian, dan lain-lain).
 2. Kesalahan Penilaian
Penilaian yang benar dan dapat dipercaya terutama penting di dalam menggunakan kesempatan yang sama pada pekerja untuk mendapatkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) atau guidelines kerja. Sayangnya supervisor dapat membuat kesalahan yang mengakibatkan peniaian menjadi kurang benar dan kurang dapat dipercaya.
Kesalahan yang mungkin dilakukan oleh penilai berkaitan dengan faktor manusia, dimana penilai tidak dapat terlepas dari unsur subyektif dalam manusia. Kesalahan tersebut di antaranya adalah :
a).  Hallo Effect dan Horn Effect
Dalam bab 3 telah dijelaskan bahwa pewawancara dapat melakukan kesalahan yang disebut dengan halo effect dan horn ffect. Kesalahan tersebut juga dapat dilakukan oleh penilai. Kesalahan halo effect sangat dimungkinkan bila penilai terpesona oleh perilaku pegawai seperti penampilan atau kepribadiannya. Kekaguman ini dapat menutup mata penilai terhadap kelemahan pegawai yang lain. Sebaliknya bila pegawai membuat kesalahan kecil namun membekas di hati penilai, maka bisa jadi nilai yang didapat hasilnya buruk meskipun sesungguhnya ia memiliki prestasi lebih.
b)  Kecenderungan menilai rata-rata cukup atau menengah.
Kebanyakan penilai kurang berani mencantumkan nilai yang rendah atau yang tinggi. Sikap ini merupakan cerminan sebagaimana umumnya masyarakat dalam menilai. Penilaian yang tinggi dikhawatirkan akan menjadikan pegawai sombong dan lupa diri, sebaliknya penilaian yang rendah dikhawatirkan dapat menjatuhkan mental pegawai. Karenanya seringkali penilai mencantumkan nilai rata-rata atau nilai tengah.
c)  Karena “kemurahan hati”
Subyektivitas lainnya adalah kemurahan hati. Banyak penilai tidak tega mencatumkan nilai sebenarnya. Seringkali panilai mencantumkan nilai katrol sebagai kemurahan hati. Ketidakberanian mencantumkan nilai rendah selain karena khawatir akan menjatuhkan mental pegawai, juga karena penilai khawatir disalahkan oleh organisasi. Karena bisa jadi rendahnya nilai bukan semata-mata kesalahan pegawai tapi karena kesalahan panilai dalam menilai (tidak valid dan tidak reliable) atau penetapan target yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
http://westalqornicenter.blogspot.co.id/2014/11/penilaian-kinerja.html
https://id.scribd.com/doc/296775867/Makalah-Penilaian-Prestasi-Kerja
http://becksunited.blogspot.co.id/2013/12/penilaian-prestasi-kerja.html

Rabu, 10 Oktober 2018

Manajemen Sumber Daya Manusia PT GOJEK


Sumber daya manusia merupakan suatu aspek yang hingga saat ini masih menjadi sorotan penting dalam suatu organisasi. Setiap organisasi, baik itu organisasi besar ataupun kecil selalu memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki skill  dan kemampuan untuk menjalani organisasi tersebut.

     Dengan kata lain SDM dapat dianalogikan sebagai motor penggerak dari berjalannya suatu organisasi. Oleh sebab itu, organisasi dituntut untuk memiliki manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang efektif dan tepat sasaran sehingga dapat berjalan sesuai dengan tujuan organisasi nya. Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. (Anonim, 2015)

     Manajemen sumber daya manusia tidak hanya sebatas dalam pengadaaan SDM saja. MSDM memiliki urgensi dalam menciptakan strategi yang berhubungan dengan pengelolahan antara pernencanaa, pekerjaan, kebijakan, kompensasi, pengembangan karyawan, perlindungan karyawan, dan hukum-hukum terkait ketenagakerjaan yang berlaku. Semua hal tersebut merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan setiap organisasi dalam menjaga keefektifitasn MSDM pada suatu organisasi untuk mencapai goal yang sama.

    Sifat dari MSDM sangat lah dinamis dan mengikuti perkembangan jaman. Fenomena yang sedang populer saat ini terkait dengan perkembangan MSDM pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi publik yaitu ojek online atau masyarakat mengenal nya dengan istilah gojek. Pada dasarnya, ojek bukanlah sarana tranportasi umum yang baru dikalangan masyarakat Indonesia. Namun, pihak manajemen gojek memberikan inovasi dalam melakukan pencarian dan pemesanan jasa ojek sehingga dapat memaksimalkan pendapatan seorang tukang ojek. Selain itu fitur yang diberikan oleh gojek tidak hanya sebatas mengantar penumpang. Fitur lainnya yang ditawarkan oleh gojek adalah jasa kurir dan pemesanan barang sehingga menarik minat masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut.
Jika dilihat dari fungsi operasional pihak manajemen gojek menerapkan fungsi operasional dengan baik, dimana terdapat beberapa komponen, yaitu ; pengadaan SDM, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan.

1. Pengadaan SDM
    Dalam hal pengadaan SDM, pihak manajemen gojek saat ini sudah berhasil memenuhi kebutuhan SDM sesuai dengan jumlah pengguna gojek. Bagi pihak manajemen gojek, pengadaan SDM sebagai armada bukan lah suatu permasalah yang sulit pada saat ini. Pihak manajemen gojek senantiasa memberikan citra yang baik dikalangan masyrakat sehingga berpengaruh terhadap antusias masyarakat untuk bergabung dengan perusahaan tersebut.

2. Pengembangan
  Fungsi Pengembangan adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
     Jika dilihat dari sisi pengembangan, pihak gojek mampu memberikan pelatihan kepada para calon armada dalam ilmu terkait dengan pelayanan transportasi kepada publik. Selain itu, para calon armada gojek juga dibekali ilmu dalam berkendara yang baik dan menjalankan aplikasi digital sehingga mampu mengikuti perkembangan teknologi.

3. Kompensasi
    Fungsi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan.
    Pihak manajemen gojek memberikan kompensasi kepada para armada gojek seperti; asuransi kesehatan, sistem pembagian hasil yang transparan, dan juga fleksibilitas dalam menjalankan tugas serta mencari penumpang. Semua hal tersebut dianggap mampu menarik antusias masyarakat yang belum memiliki pekerjaan untuk bergabung ataupun bagi masyarakat yang sudah memiliki pekerjaan menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan sampingan. Kompensasi yang dijanjikan pihak gojek lah yang membedakan antara "tukang gojek pangkalan" dengan "tukang ojek gojek". Peran kompensasi sangat berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk bergabung, bertahan, dan memotivasi berprestasi dalam suatu organisasi.

4. Pengintegrasian
    Pengintegrasian bertujuan untuk rekonsiliasi kepentingan-kepentingan karyawan dalam suatu organiasi. MSDM harus mampu menjaga hubungan antara individu dengan individu lainnya ataupun dengan kelompok lainnya dalam suatu organisasi. Bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan suatu pemikiran yang sama dan secara berkelanjutan dapat terjaga untuk mencapai goal yang sama. Untuk itu pihak manajemen gojek sangat menjaga intensitas sosialisasi dengan armada gojek yang saat ini tergabung agar selalu diperoleh kesepakatan untuk mencapai tujuan yang sama.

5. Pemeliharaan
    Fungsi pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemilharaan yang baik dapat dilakukan dengan program-program yang menajamin keselamatan dan kesehatan kerja setiap karyawan. Selain itu, kegiatan-kegiatan di luar waktu kerja dapat menumbuhkan tingkat kebersaamaan dan menjaga hubungan antara perusahaan dengan segala pihak terkait di dalamnya.
STRUKTUR ORGANISASI PT GOJEK

Struktur Organisasi Pusat

Struktur Organisasi Regional

Top Management
Manajemen Puncak terdiri atas kelompok yang relative kecil, yang bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Dikatakan top majager karena mereka berada dipuncak tingkat Manajerial. Mereka adalah orang-orang yang memegang jabatan tinggi dalam suatu organisasi, mereka bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap Manajemen organisasi yang bersangkutan.
Tugas atau peranannya adalah menetapkan kebijakan operasional dan mengarahkan organisasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya baik mikro maupun makro.
1. Direktur Utama
- Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
- Bertanggungjawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
- Bertanggung Jawab atas keuntungan dan juga kerugian yang dialami perusahaan.
- Merencanakan serta mengembangkan sember-sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.
- Menentukan Strategi untuk mencapai Visi-Misi perusahaan.
- Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan perusahaan mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
2. Wakil Direktur
- Membantu Semua Tugas Direktur Utama yang merupakan wakil di masing-masing area.
Middle Management
Manajemen Menengah mencakup lebih dari satu tingkatan didalam organisasi. Manager menengah mengarahkan kegiatan manager lain, juga mengarahkan kegiatan-kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi
1. Manajer IT
- Mengembangkan dan menyusun strategi dan rencana IT Go-jek dalam hal mempermudah pekerjaan dan dalam pelayanan kepada pelanggan.
- Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan software, hardware, Brainware dan jaringan di bidang TIK untuk mencapai kinerja optimum Go-Jek Indonesia.
- Mengelola layanan perancangan sistem kompterisasi dan progam aplikasi perangkat yang terintegrasi.
- Menyediakan data-data yang diperlukan oleh Bagian lain yang menyangkut IT
2. Manajer Karyawan Front Office & Pemasaran
- Melatih, menetapkan, melatih dan mengevaluasi karyawan front office.
- Memastikan bahwasaanya karyawan mengetahui sistem komputerisasi, etika menerika keluahan secara langsung atau via telephon dan strandar operasional Gojek.
- Menangani keluahan pelanggan yang tidak bisa di selesaikan bawahannya.
- Membuat laporan daftar pelanggan.
- Menjaga kedisiplinan petugas kantor dengan memberikan sanksi dan peringatan bagi yang melanggar
- Merencanakan dan menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemasaran.
3. Manajer Keuangan
- Mengkoordinasi perencanaan anggaran.
- Mengembangkan format pengajuan danpertanggungjawaban keuangan.
- Mengkoordinasi pelaksanaan audit.
- Melakukan sistem pencatatan keuangan.
- Bertanggungjawab terhadap wakil direktur.
- Merencanakan mengendalikan dan membuat keputusan atas semua aktivitas akuntansi.
- Menerima laporan arus kas keluar dan masuk ke perusahaan.
4. Manajer Ojek
- Membuat kelompok-kelompok tukang ojek.
- Mengkoornir semua karyawan tukang ojek.
- Selalu melakukan pengontrolan di setiap lini pangkalan Go-jek.
- Bertanggung jawab kepada wakil Direktur atas Semua Karyawan Tukang Ojek.
Low Management
Manajemen Lini tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Karyawan:
1. Bidang Programming
- Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer IT di bidang Programming.
- Bertanggungjawab mengenai progam kepada manajer IT.
2. Bidang Web
- Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer IT di bidang Web.
- Bertanggungjawab mengenai progam kepada manajer IT.
3. Front Office (CS, Administrasi & Pemasaran)
- Melaksanakan Semua pekerjaan Front Office yang ditetapkan oleh Manajer Front office dan administrasi.
- Bertanggung Jawab Kepada Manajer Front office dan administrasi
4. Tukang Ojek
- Melaksanakan Semua Pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer Bagian Ojek.
- Mengantarkan penumpang dan pesanan sesuai dengan waktu ditetapkan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
- Bertanggung jawab kepada atasannya.

KESIMPULAN
Dari keseluruhan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa  pihak manajemen gojek mampu menciptakan inovasi baru dengan memadukan penerapann kemajuan IPTEK dan urgensi manajemen sumber daya manusia. Selanjutnya, secara garis besar manajemen gojek dapat dikatakan cukup berhasil dalam menerapkan konsep MSDM dengan baik sehingga pengadaan SDM dan pengelolahan karyawan di dalamnya dapat tumbuh cepat dan terjaga. Kaji ulang manajemen juga harus dijalankan secara kontinyu sehingga untuk jangka waktu panjang perusahaan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan konsistensinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://news.metrotvnews.com/read/2015/02/23/361932/gojek-terapkan-sistem-bagi-hasil
http://go-jek.com
http://go-jek-indonesia-malang.blogspot.co.id/p/proposal-usaha.html
http://gojekid.blogspot.co.id/2016/09/profil-perusahaan-gojek.html
https://driver.go-jek.com/hc/id/articles/115007596807-Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK

 

Catatan Kecil Template by Ipietoon Cute Blog Design